Selasa, 02 September 2008

Pansus BBM Nasibmu Kini .......???



PERKEMBANGAN HAK ANGKET BBM
Perjalanan hak angket BBM sudah hampir 2 bulan setelah awal July 2008 rapat pansus menetapkan saudara Zulkifli Hasan Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional terpilih menjadi Ketua Panitia Khusus Hak Angket DPR untuk kenaikan harga bahan bakar minyak. Zulkifli menduduki jabatan tersebut setelah meraih 28 suara dari 46 anggota Pansus BBM yang hadir.

Saya sendiri mengenal pribadi Zulkifli Hasan sebagai sosok yang kalem, moderat dan sederhana. Rakyat sudah pasti menunggu kinerja beliau tentu harapan ini harus di imbangi satu kerja keras yang sangat tinggi untuk mengungkap sejauh mana efektifitas dan efisiensi kinerja Pertamina, sejauh mana penerapan good government, adakah mafia minyak yang bersemai di tubuh pertamina yang konon subsidinya terbesar di seluruh BUMN dan sebenarnya yang sangat di tunggu-tunggu adalah sebenarnya berapa biaya pokok produksi BBM per liternya jika pertamina di kelola dengan baik dan benar....Untuk itu rakyat berharap banyak pada panitia pansus BBM yang di komanadani Zulkifli Hasan, semoga politisi senayan mampu mengemban amanat rakyat dan membongkar seluruh jaringan industri perminyakan di Indonesia.

PERAN MEDIA
Media sebagai salah satu soko guru demokrasi mempunyai peran yang sangat besar dalam menelanjangi sejarah bangsa ini. Idealnya media ikut serta punya tanggung jawab moral mengangkat issu krusial agar rakyat memperoleh hak akses untuk memonitor sejauh mana aspirasi rakyat di perjuangkan oleh para politisi senayan itu. Alih-alih memberitakan perkembangan pansus angket BBM justru yang menang adalah dominasi kepentingan industri kapitalis, maka jangan heran kalau headline di banyak media justru beritanya dalam 3 minggu belakangan tentang ”Ryan” selebritis dari Jombang ..... ha...ha...namanya juga republik dagelan....

SEKILAS KEBUTUHAN BBM
Konsumsi BBM dunia meningkat 40% per tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan di Indonesia konsumsi BBM bersubsidi melonjak sekitar 5-7% per tahun. Perilaku pengguna kendaraan lebih memilih premium yang harganya lebih murah daripada bahan bakar khusus, seperti pertamax dan pertamax plus yang tidak disubsidi. Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menunjukkan, penjualan sepeda motor hingga akhir Juni 2008 melonjak 44% menjadi 3,05 juta unit dibandingkan periode sama 2007 2,11 juta unit.Sedangkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengungkapkan, penjualan mobil meningkat 48% menjadi 292.589 unit dibandingkan periode sama 2007 197.316 unit.Pada Januari-Juni 2008, realisasi konsumsi premium tercatat 9,39 juta kl, 55,31% dari kuota APBN-P 2008, sedangkan solar 5,84 juta kl, 53,13% dari pagu APBN-P 2008. Konsumsi minyak tanah bersubsidi mencapai 4,37 juta kl, 57,80% dari kuota APBN-P. Dalam APBN-P 2008, kuota premium bersubsidi ditetapkan 16,8 juta kl. Alokasi solar bersubsidi berjumlah 11 juta kl dan minyak tanah bersubsidi 7,7 juta kl. Sekitar 60% BBM di serap untuk penggunaan di sektor transportasi, 50% transportasi darat sedang 10% untuk udara dan laut, Terlepas kita menunggu hasil pansus BBM untuk mengungkap sebenarnya apa yang terjadi di indutri perminyakan kita, maka sebagai salah satu warga bangsa saya mempunyai kegalauan jika Pemerintah tidak memelopori penciptaan energi terbarukan sebagai substitusi BBM sebagai contoh Sagu salah satu sumber pati tertinggi. Setiap hektar sagu menghasilkan 25 ton pati. Jumlah itu jauh lebih tinggi ketimbang kadar pati beras dan jagung yang masing-masing hanya 6 dan 5,5 ton/ha. Bila diolah menjadi bioetanol bisa menghasilkan 4.000-5.000 liter/ha/tahun. Juga aren sebagai bahan baku etanol juga tak kalah hebat. Dari sebatang pohon Arenga pinata diperoleh 15-20 liter nira/hari. Nira itulah yang nantinya difermentasi menjadi bioetanol. Jika dalam setahun aren disadap selama 200 hari, total nira yang dihasilkan 3.000-4.000 liter/pohon. Untuk menghasilkan seliter bioetanol diperlukan 15 liter nira. Jadi, setiap pohon bisa menghasilkan 200 liter etanol/tahun. Bila seluruh populasi aren di Minahasa Utara itu diolah menjadi bioetanol, dapat dihasilkan 400-juta liter/tahun. {Sumber : Trubus}

Tidak ada komentar: