Selasa, 21 Agustus 2007

Esensi Isra' Mi'raj



Ket. gambar dari kanan : Penulis {Dwi Budi}, Habib Muhamad bin alwi al-hadad, Ratimin (Ketua RW017 Ds Karangsatria} dlm acara peringatan isra' Mi'raj

Isra mi'raj sebagai sebuah peristiwa yg luar biasa di mana Rosulullah SAW mendapat amr langsung dari Allah untuk melakukan kewajibab Sholat 5 waktu. Peristiwa yg sungguh mengagumkan ini bagi kaum musrikin merupakan bahan ejeken untuk kaum muslimin sedang bagi kaum muslimin merupakan peristiwa anugerah Allah yg luar biasa kepada Rosul terakhir ini.
Menurut penulis ada dua esensi perjalanan yg bisa di ambil hikmahnya pertama perjalanan horisontal yaitu dari masjidil haram ke masjidil aqsa ini bias di artikan perjalanan keduniawian {social, masyarakat dll} lalu esensi kedua dari masjidil aqsa mi’raj perjalanan vertikal/ naik ke sidratul muntaha { perjalanan final/ puncak} sampai akhirnya Rosululah SAW menghadap kepada robbul izzah Allah SWT artinya perjalanan pertama adalah suatu proses kehambaan di mana seluruh potensi kehambaan kita di dunia ini harus di naikkan tujuanya hanya semata-mata mendapat ridho-Nya {mi’raj}, ketika kita berpolitik lalu hanya kemuliaan dunia saja yg menjadi focus utamanya maka kita hanya berputar-putar di perjalanan pertama saja perjalanan fisik, namun jika aktifitas politik itu untuk sarana menghadap {baca : mi’raj} kpd Allah SWT maka refleksi sifat-sifat keillahiyahan akan memancar sehingga aktifitas politik itu akan menjadi rahmatan lil alamin……wallahu’alam bishowab

1 komentar:

QMS and PCBA Consultant mengatakan...

Assalamu'alaikum, mas Budi
Wah alhamudillah aktif kali nulis blog dengan konten yang bervariasi. Kebetulan aku sempatin buka blog anda mengenai dua esensi perjalana rasulullah dalam Isra' dan Mi'raj memang sempurna dari sisi keduniaan atau secara horizontal dan secara vertikal. Saya sangat setuju hal ini. Konsep balancing adalah merupakan keindahan tersendiri dalam menjalani kehidupan ini. Esensi/ kodrat manusia dimuka bumi ini adalah untuk semata-mata beribadah kepada Allah, tetapi banyak orang yang lupa akan kodrat tersebut atau bahkan hanya menyiapkan peribadatan maghda dengan lupa untuk melaksanakan ibadah-ibadah horizontal atau sosial kemasyarakan yang nilainya bahkan mungkin lebih tinggi dari ibadah vertikal, wallahu alam. Mudah-mudahan politik menjadi kendaraan ibadah sosial Mas Budi untuk mencapai keridlaan-Nya, amien. Innama a'malu bin niyat.Mari kita jadikan politik/ekonomi/budaya/dll ini menjadi kendaraan beribadah kita masing-masing sehingga bangsa kita menjadi bangsa yang madani di-ridlai Allah SWT.